/

Sopir Rantis Klaim Terpaksa Terobos Massa

/
265 dilihat
3 menit baca

JAKARTA, Pegaf.com — Seorang sopir kendaraan taktis (rantis) Brimob, Bripka R, mengaku terpaksa menerobos massa hingga menabrak pengemudi ojek online, Affan Kurniawan.

Ia menyebut situasi saat itu kacau, massa menyerang menggunakan batu dan bom molotov.

Akibatnya, ia memutuskan untuk tidak menghentikan kendaraannya dan memilih terus melaju demi keselamatan penumpang.

Anggota Brimob terduga pelaku dihadirkan saat penyampaian keterangan pers terkait kasus meninggalnya pengemudi ojek online akibat terlindas rantis Brimob di Mabes Polri Jakarta, 29 Agustus 2025. | Dok. Antara / Fauzan
Anggota Brimob terduga pelaku dihadirkan saat penyampaian keterangan pers terkait kasus meninggalnya pengemudi ojek online akibat terlindas rantis Brimob di Mabes Polri Jakarta, 29 Agustus 2025. | Dok. Antara / Fauzan

Bripka R menyampaikan hal itu saat pemeriksaan Propam terhadap tujuh anggota yang berada di dalam mobil pada Jumat (29/8/2025).

Menurutnya, ia tidak dapat melihat jelas kondisi sekitar karena kaca rantis berlapis ram gelap dan dipenuhi asap.

“Mobil saya tinggi, kaca saya pakai ram gelap, asap penuh, saya pakai lampu tembak fokus ke depan,” ujarnya, dilansir Tribun.

Fokus Keselamatan Penumpang Jadi Alasan Utama

Ia mengaku fokusnya hanya menyelamatkan rekan-rekannya di dalam kendaraan.

“Kalau saya berhenti habis, Pak, karena mereka sudah nyerang pakai batu, bom molotov. Saya harus selamatkan orang di kendaraan saya,” kata Bripka R.

Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak memperhatikan kanan dan kiri karena situasi dianggap mendesak.

Mobil yang dikendarainya diduga rantis Rimueng bermesin 3.200 cc dengan kemampuan kecepatan hingga 100 km/jam di jalan perkotaan.

Kendaraan tersebut juga dapat melaju di medan ekstrem dengan kemiringan 60 derajat.

Dalam kejadian itu, seorang anggota duduk di sampingnya, sementara lima lainnya berada di belakang.

Baca juga:  Barracuda Brimob Tewaskan Driver Ojol, Publik Murka!

Pakar Keselamatan Nilai Pengemudian Tidak Tepat

Praktisi keselamatan berkendara, Sony Susmana, menilai pengemudian rantis tidak bisa dilakukan sembarangan.

Menurutnya, kendaraan ini memiliki bobot berat, blind spot besar, dan memerlukan prosedur pelarian (escape) dengan perhitungan matang.

“Dengan spek tersebut, SOP escape harus penuh perhitungan. Tidak main gaspol, toh full spec taktis dan blindspot-nya besar,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

error: Maaf, seluruh konten dilindungi Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta!