JAKARTA, Pegaf.com — Seorang sopir kendaraan taktis (rantis) Brimob, Bripka R, mengaku terpaksa menerobos massa hingga menabrak pengemudi ojek online, Affan Kurniawan.
Ia menyebut situasi saat itu kacau, massa menyerang menggunakan batu dan bom molotov.
Akibatnya, ia memutuskan untuk tidak menghentikan kendaraannya dan memilih terus melaju demi keselamatan penumpang.

Bripka R menyampaikan hal itu saat pemeriksaan Propam terhadap tujuh anggota yang berada di dalam mobil pada Jumat (29/8/2025).
Menurutnya, ia tidak dapat melihat jelas kondisi sekitar karena kaca rantis berlapis ram gelap dan dipenuhi asap.
“Mobil saya tinggi, kaca saya pakai ram gelap, asap penuh, saya pakai lampu tembak fokus ke depan,” ujarnya, dilansir Tribun.
Fokus Keselamatan Penumpang Jadi Alasan Utama
Ia mengaku fokusnya hanya menyelamatkan rekan-rekannya di dalam kendaraan.
“Kalau saya berhenti habis, Pak, karena mereka sudah nyerang pakai batu, bom molotov. Saya harus selamatkan orang di kendaraan saya,” kata Bripka R.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak memperhatikan kanan dan kiri karena situasi dianggap mendesak.
Mobil yang dikendarainya diduga rantis Rimueng bermesin 3.200 cc dengan kemampuan kecepatan hingga 100 km/jam di jalan perkotaan.
Kendaraan tersebut juga dapat melaju di medan ekstrem dengan kemiringan 60 derajat.
Dalam kejadian itu, seorang anggota duduk di sampingnya, sementara lima lainnya berada di belakang.
Pakar Keselamatan Nilai Pengemudian Tidak Tepat
Praktisi keselamatan berkendara, Sony Susmana, menilai pengemudian rantis tidak bisa dilakukan sembarangan.
Menurutnya, kendaraan ini memiliki bobot berat, blind spot besar, dan memerlukan prosedur pelarian (escape) dengan perhitungan matang.
“Dengan spek tersebut, SOP escape harus penuh perhitungan. Tidak main gaspol, toh full spec taktis dan blindspot-nya besar,” ujarnya.