MERAUKE, Pegaf.com — Pemerintah Papua Selatan menyiapkan terobosan besar dengan membangun pabrik gula berkapasitas raksasa, ditargetkan mulai berproduksi 2027.
Pabrik pertama disebut Gubernur Apolo Safanpo lima kali lebih besar dari unit di Jawa, bahkan terbesar di Asia.
Dengan kapasitas produksi mencapai 3,5 juta ton per tahun, kontribusinya diperkirakan menutup mayoritas kebutuhan gula nasional lima juta ton.

“Kalau ini terjadinya, maka kita akan memproduksi gula pertama di dunia,” tegas Apolo dalam pertemuan dengan tim Ekspedisi Patriot, dilansir Pikiran Rakyat.
Jika target terpenuhi, Indonesia tidak hanya swasembada gula, namun juga membuka peluang besar ekspor ke pasar internasional.
Empat Pabrik Dirancang, Energi Terbarukan Jadi Fokus
Secara menyeluruh, ada empat pabrik gula direncanakan, dengan tahap pertama sudah mulai konstruksi sejak tahun berjalan ini.
Langkah tersebut didukung proses pembibitan tebu yang dimulai 2023, menggunakan varietas unggulan asal Brazil, Australia, hingga negara produsen lain.
Bibit tersebut diuji ketahanan terhadap iklim, hama, dan kondisi tanah Papua Selatan, sehingga varietas terbaik dipilih untuk tahap penanaman 2025.
Hasil samping dari tebu juga akan dimanfaatkan menjadi bioetanol serta biodiesel, mendukung agenda energi terbarukan daerah.
Sebelumnya, Papua Selatan sudah meresmikan pemanfaatan biogas dari limbah kelapa sawit sebagai pengganti sebagian kebutuhan bahan bakar minyak.
Sinergi Akademisi Dukung Pembangunan Terintegrasi
Pertemuan penting itu turut menghadirkan tim Ekspedisi Patriot yang berasal dari berbagai perguruan tinggi ternama Indonesia.
Perwakilan dari ITB, IPB, dan Universitas Musamus Merauke memberikan sorotan terkait potensi komoditas unggulan Papua Selatan.
Mereka menekankan pentingnya integrasi pembangunan lintas sektor agar pabrik gula mampu menciptakan nilai tambah bagi masyarakat lokal.
Apolo menegaskan, “Jadi, kita akan swasembada gula bahkan bisa mengekspor,” menandai ambisi besar pemerintah provinsi.
Kehadiran pabrik gula di Papua Selatan diharapkan menjadi katalis pengembangan industri hilir, energi, dan ketahanan pangan nasional. *)
Reporter: Juan
Editor: Dilina