/

Aksi Nekat! Air Bersih Pegaf Dipalang Honorer

/
1192 dilihat
2 menit baca

PEGUNUNGAN ARFAK, Pegaf.com — Ridwan Indou, warga Kampung Suteibey, Distrik Anggi, telah melakukan tindakan penutupan akses sumber air bersih utama yang melayani ibukota Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf).

Ia bertindak sendiri, menggembok bak penampungan saluran air bersih dengan rantai dan kunci, Minggu 3 Agustus 2025, karena merasa diabaikan oleh Pemda Pegaf.

Aksi penutupan bak penampungan air bersih di Kampung Suteibey. Bak tersebut mengalirkan air bersih untuk melayani kebutuhan air bersih di ibukota Kabupaten Pegunungan Arfak | Dok. Pegaf.com

Ridwan mengaku kecewa karena tak mendapat jatah formasi dalam penambahan kuota pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Saya cuma janji dengan SK (PPPK -red), cuma kursi penambahan kemarin. Kursi penambahan P3K saya tidak dapat, saya akan matikan (menutup -red) air,” ujarnya.

Ancaman Potong Pipa Hingga ke Ibukota

Tak sekadar menutup aliran, Ridwan mengancam akan memotong seluruh pipa karet dan pipa besi yang mengalirkan air ke pusat kabupaten.

“Saya akan potong pipa sepanjang jalan, saya kasih keluar (air -red). Dan pipa besi yang sudah dilas, saya akan potong pakai gerinda,” tegasnya.

Saluran air dari Kampung Suteibey ini sudah melayani warga, OPD, Puskesmas, sekolah, hingga pelaku usaha selama lebih dari 11 tahun.

Namun kini seluruh distribusi dihentikan sepihak. Warga diminta mencari air lain: “Warung, kios mohon izin cari air di mana,” katanya.

Tuntut Pemerintah Perhatikan Honorer Air

Ridwan menegaskan air tidak akan dibuka sebelum SK PPPK keluar untuk dirinya dan para honorer lain yang menjaga aliran air bertahun-tahun.

Baca juga:  Palang Lumpuhkan Sidey: Masyarakat Tuntut DOB Manokwari Barat Harga Mati!

“Selama ini saya matikan… besok kalau mau buka, harus lewat saya. Saya yang pegang kunci,” ucapnya dalam video yang beredar luas.

Ia bahkan memperingatkan aparat agar tidak mencoba membuka paksa: “TNI, Polri tidak boleh datang cari (membuka -red) air untuk layani ibukota,” katanya.

Menurutnya, masyarakat Kampung Suteibey sudah terlalu lama memberi tanpa dihargai: “Kami tidak dapat jatah (SK PPPK -red) dari air kami sendiri,” ujarnya. *)

Reporter: Juan

Editor: Dilina

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

error: Maaf, seluruh konten dilindungi Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta!