ULAS GIM, Pegaf.com — Ghost of Yōtei menjadi sorotan karena membawa perubahan besar pada warisan Ghost of Tsushima. Kali ini, protagonisnya bukan samurai bangsawan, melainkan Atsu, seorang pengelana bayaran yang kehilangan keluarganya akibat pembunuhan kejam oleh enam pria kejam yang dikenal sebagai Yōtei Six. Nate Fox, co-director game ini, berkata, “Atsu bukan seseorang yang dihormati saat memasuki ruangan.”
Berbeda dengan Jin Sakai yang berjuang mempertahankan tanah kelahirannya, Atsu memilih jalan balas dendam yang jauh lebih gelap. Ia mengadopsi mitos onryō, roh pembalas dendam dalam folklore Jepang, untuk menebar teror kepada musuh-musuhnya. Di sinilah letak kekuatan utama Yōtei: karakter yang lahir bukan dari kehormatan, melainkan dari keterdesakan dan amarah.
Dari Keheningan Haiku ke Perburuan Berdarah
Salah satu ciri khas Ghost of Tsushima adalah momen tenang: Jin menulis haiku, bermeditasi, dan menikmati keindahan alam. Tetapi Sucker Punch memilih jalur berbeda di Yōtei. Atsu tidak punya waktu untuk puisi. “Jin adalah samurai terpelajar; Atsu bukan orang seperti itu,” ujar Fox.

Sebagai pengembara yang hidup dari bayaran, Atsu mengisi perjalanannya dengan perburuan, eksekusi musuh, dan pengumpulan bounty. Hilangnya momen kontemplatif ini bukan kelemahan, justru membuat dunia Hokkaido terasa lebih liar, keras, dan realistis. Pemain tidak lagi diajak merenung, melainkan terjun ke dalam dunia yang tidak memberi ruang bagi kelembutan.
Fitur Kamp Bergerak: Cara Baru Menjelajah Open World
Salah satu inovasi yang langsung mencuri perhatian adalah kamp bergerak. Jason Connell, sutradara lainnya, menjelaskan, “Camping adalah hal yang wajar di dunia seperti ini.” Dengan fitur ini, pemain tidak perlu lagi mengandalkan fast travel yang sering memutus keterlibatan emosional dengan dunia game.
Kamp tersebut menjadi pusat kegiatan: tempat pedagang, pemberi misi, dan karakter penting mendatangi pemain. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal membangun dunia yang hidup mengikuti perjalananmu. Ketimbang berpindah secara instan dari gunung ke pantai, pemain akan merasakan progres yang alami, sejalan dengan langkah Atsu.
Warisan Ghost of Tsushima yang Dibalikkan
Ghost of Yōtei masih berada dalam semesta yang sama dengan Ghost of Tsushima, namun ceritanya terjadi 300 tahun kemudian di Hokkaido. Perbedaannya mencolok: jika Jin Sakai berkorban demi kehormatan, Atsu memilih menempuh jalan teror demi pembalasan pribadi.
Perubahan ini mengajak pemain memikirkan ulang arti pahlawan dalam game open world Jepang. Apakah pahlawan harus selalu berhati mulia? Ataukah kekuatan bisa lahir dari kegelapan? Sucker Punch tampaknya sengaja membalikkan narasi lama demi menghadirkan pertanyaan-pertanyaan baru yang lebih relevan dan berani.
Rilis Eksklusif PlayStation 5: Siap Guncang Dunia Game
Ghost of Yōtei akan dirilis eksklusif di PlayStation 5 pada 2 Oktober. Dari segi gameplay, ia tetap menawarkan eksplorasi open world, pertarungan katana yang presisi, dan petualangan menawan di lanskap Jepang romantis. Namun, dengan karakter yang lebih liar, fitur kamp bergerak, dan hilangnya elemen meditatif, game ini jelas akan memberikan rasa berbeda dibanding pendahulunya.
Bagi penggemar Ghost of Tsushima, Yōtei adalah evolusi yang berani. Bagi pemain baru, ini adalah pintu masuk ke dunia samurai yang lebih kelam, penuh intrik, dan tidak lagi terpaku pada kehormatan. *)
Penulis: Kayla
Editor: Dilina