/

Pendidikan yang Membebaskan

Peran Mengatasi Pengaruh Arus Globalisasi yang Menghancurkan

/
1340 dilihat
11 menit baca

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” — Amsal 22:6

OPINI, Pegaf.com — Pendidikan yang baik merupakan fondasi utama dalam membangun karakter dan masa depan generasi muda. Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, pendidikan menghadapi tantangan besar. Kemajuan teknologi telah mengubah cara belajar, berkomunikasi, dan mengakses informasi lebih efektif dan efisien. Namun, perubahan ini juga membawa ancaman terhadap moral, nilai, dan arah hidup anak Papua. Di sinilah pentingnya pendidikan yang membebaskan, yaitu pendidikan yang bukan hanya mencerdaskan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai hidup dan spiritualitas yang kuat.

Tentu, perlu disadari bahwa, untuk memajukan pendidikan bagi generasi muda, maka diperlukan peran dan kolaborasi semua pihak. Pemerintah perlu mengintervensi pendidikan anak melalui penyediaan bahan ajar yang berbasis etika digital dan budaya lokal, serta memastikan tersedianya tenaga pengajar yang kompeten. Orang tua berperan aktif mendampingi anak di rumah, sementara masyarakat menjaga stabilitas lingkungan dari pengaruh negatif. Pemuda gereja turut mendidik iman dan spiritualitas anak-anak muda, sedangkan komunitas serta berbagai elemen lainnya bersama-sama menerapkan literasi dasar. Dengan kolaborasi ini, maka diharapkan anak muda dapat membangun cara pandang yang benar dalam melihat dunia.

Perbandingan Generasi Dulu dan Sekarang

Generasi dulu hidup dalam sistem pendidikan yang sederhana. Belajar dilakukan melalui buku, guru, dan pengalaman langsung. Akses informasi sangat terbatas dan siswa sangat bergantung pada bimbingan guru. Pendidikan cenderung bersifat hafalan, namun membentuk karakter yang kuat karena penanaman nilai kedisiplinan dan rasa hormat yang tinggi.

Ilustrasi: Pendidikan yang Membebaskan | Dok. Yuleks Ahoren

Sementara itu, generasi sekarang hidup dalam era digital. Internet, media sosial, dan teknologi Artificial Intelligence (AI) membuat akses informasi tak terbatas. Gaya belajar lebih fleksibel, interaktif, dan mandiri. Namun, ini juga membawa risiko: siswa lebih mudah terdistraksi, cenderung instan, dan kurang mendalam dalam berpikir.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

error: Maaf, seluruh konten dilindungi Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta!