/

Ribuan Warga Pati Desak Bupati Mundur

/
1017 dilihat
6 menit baca

Pengalihan Arus untuk Kelancaran

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pati mengambil langkah antisipasi dengan mengalihkan arus lalu lintas di sejumlah titik jalan utama sekitar Alun-alun Pati.

Kasat Lantas Polresta Pati, Kompol Riki Fahmi Mubarok, mengatakan rekayasa lalu lintas diberlakukan sejak pukul 07.00 WIB untuk menghindari kemacetan. “Kami mengimbau masyarakat Kabupaten Pati maupun pengendara dari luar daerah untuk sementara waktu menghindari ruas jalan di seputaran Alun-alun Pati,” katanya.

Ruas jalan yang dialihkan meliputi Jalan Tondonegoro, Jalan R.A. Kartini, Jalan Kyai Saleh, Jalan Rogowongso, Simpang 4 Kalinyar, Jalan Setia Budi, Jalan Pemuda, Jalan Raya Pati, hingga Simpang 3 Taruna Motor.

Riki menegaskan, pengalihan arus ini akan berlaku hingga aksi selesai. Tujuannya untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas selama massa menyampaikan aspirasi.

Tuntutan yang Jelas

Aliansi Masyarakat Pati Bersatu tidak hanya meminta Bupati mundur, tetapi juga menuntut pemerintah daerah membatalkan kebijakan yang memberatkan rakyat.

Beberapa tuntutan yang mereka sampaikan meliputi:

  1. Membatalkan kenaikan PBB hingga 250 persen.
  2. Menghentikan kebijakan lima hari sekolah dan regrouping yang berdampak pada guru honorer.
  3. Memberikan pesangon layak bagi eks pegawai honorer RSUD RAA Soewondo yang di-PHK.
  4. Memastikan kebijakan daerah berpihak pada rakyat kecil.

Tuntutan ini menurut mereka adalah langkah awal untuk memperbaiki kondisi sosial-ekonomi di Pati.

Respons Pemerintah Daerah

Hingga berita ini ditulis, Bupati Pati Sudewo belum memberikan pernyataan resmi terkait aksi ini. Kantor Bupati Pati terpantau dijaga ketat oleh aparat kepolisian dan Satpol PP untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga:  Ribuan Warga Bone Murka, PBB Naik Drastis

Banyak warga berharap Sudewo akan merespons tuntutan ini dengan bijak. Mereka menilai, jika Bupati bersedia mengundurkan diri, maka konflik yang berpotensi memecah belah masyarakat dapat dihindari.

Gelombang Protes Bisa Meluas

Pengamat politik lokal menilai aksi ini berpotensi menjadi awal gelombang protes yang lebih besar jika tuntutan warga tidak direspons. Media sosial lokal juga dipenuhi unggahan video dan foto dari lokasi aksi, memicu diskusi panas di kalangan warga Pati.

Sebagian warga bahkan menyerukan aksi lanjutan di berbagai kecamatan untuk menekan pemerintah daerah. “Kalau tidak ada perubahan, aksi akan terus berlanjut,” ujar salah satu warga. *)

Reporter: Juan

Editor: Dilina

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

error: Maaf, seluruh konten dilindungi Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta!