Pegaf.com — Florida kembali menghadapi tantangan serius akibat penyebaran ular piton Burma (Burmese python) yang mengancam ekosistem lokal, khususnya di Taman Nasional Everglades. Reptil raksasa ini bukan satwa asli Amerika, melainkan berasal dari Asia Tenggara. Sejak 1990-an, piton Burma masuk ke AS sebagai hewan peliharaan eksotis. Namun, karena banyak yang terlepas atau sengaja dilepas ke alam liar, populasinya berkembang tanpa kendali akibat minimnya predator alami.
Ancaman Serius terhadap Ekosistem
Ular piton Burma telah menimbulkan kerusakan besar pada ekosistem Everglades. Mereka memangsa berbagai mamalia asli seperti kelinci rawa (Sylvilagus palustris), rakun, opossum, dan rubah. Sebuah studi pada 2015 mengungkapkan bahwa 77 persen kematian kelinci di wilayah ini disebabkan oleh python Burma. Akibatnya, ular ini menjadi predator dominan yang mengganggu keseimbangan rantai makanan alami.

Untuk mengatasi ancaman ini, berbagai upaya telah dilakukan—mulai dari perburuan umum berhadiah uang, perekrutan pemburu profesional, hingga pemasangan alat pelacak pada ular jantan demi menemukan betina yang sedang berkembang biak.
Inovasi: Kelinci Robotik Pemikat Ular
Kini, tim ilmuwan dari University of Florida menawarkan pendekatan baru yang unik: kelinci robotik. Inovasi ini bertujuan menghemat waktu dan tenaga yang biasanya terkuras saat mencari python di rawa-rawa. Dikenal sebagai “robo-bunnies”, robot ini dirancang menyerupai kelinci rawa asli, lengkap dengan gerakan dan suhu tubuh hangat agar tampak nyata di mata ular.
“Para mitra kami memberi kesempatan untuk mencoba hal-hal yang mungkin terdengar gila,” ujar Robert McCleery, ahli ekologi satwa liar dari University of Florida yang memimpin proyek ini, dikutip dari Palm Beach Post. “Setelah sepuluh tahun bekerja di Everglades, saya lelah hanya mendokumentasikan masalah. Saya ingin mengatasinya.”
Teknologi di Balik “Robo-Bunnies”
Bersama koleganya, Chris Dutton, McCleery memodifikasi 40 boneka kelinci mainan menjadi perangkat elektronik canggih. Komponen dalamnya diganti dengan sistem bertenaga surya dan tahan air agar tetap berfungsi dalam kondisi lembap dan hujan khas Florida Selatan.
Tak hanya itu, kelinci robot ini juga dilengkapi kamera pintar yang mampu mengenali gerakan. Bila ular melintas, kamera akan langsung mengirim notifikasi ke tim peneliti. “Jika python terdeteksi, notifikasi akan masuk ke seseorang seperti saya—yang siaga 24 jam—dan saya bisa segera mengirim kontraktor untuk mengevakuasinya,” jelas Mike Kirkland, ahli biologi hewan invasif dari South Florida Water Management District, kepada WINK-TV.