/

Roti, Rahasia, dan Rumah dalam Sunyi Madre

Madre: Warisan yang Menghidupkan Kisah

/
951 dilihat
3 menit baca
  • Judul: Madre Kumpulan Cerita
  • Pengarang: Dewi Lestari (Dee)
  • Penerbit: Bentang Pustaka
  • Tahun Terbit: 2011
  • ISBN: 9786022910930
  • Halaman: 178
  • Bahasa: Indonesia
  • Deskripsi Fisik: 18cm x 11cm

ULAS BUKU, Pegaf.com — Buku Madre karya Dewi “Dee” Lestari, terbitan Bentang Pustaka, adalah salah satu karya populer yang bahkan pernah diangkat ke layar lebar pada tahun 2013. Buku ini bukan hanya menghadirkan satu kisah, melainkan memuat 13 prosa dan puisi, dengan prosa utama yang menyoroti sebuah adonan biang roti bernama Madre.

Cerita dimulai ketika seorang pemuda gimbal, Tansen, yang sehari-hari hidup sebagai peselancar di Bali, tiba-tiba menerima surat wasiat dari kakek-neneknya. Wasiat itu membawanya ke Jakarta, menuju sebuah warisan tak terduga: seonggok adonan biang roti bernama Madre dan sebuah toko tua bernama Tan de Bakker. Dari situlah Tansen masuk ke dalam sejarah keluarganya, sekaligus menemukan jalan hidup baru.

Seperti kata Dee dalam bukunya, “Madre adalah ibu dari segala roti. Ibu dari segala yang tumbuh.” Kalimat ini menjadi kunci: bahwa warisan bukan hanya soal harta, tetapi tentang sesuatu yang hidup dan terus berdenyut.

Pertemuan Rasa Lama dan Dunia Baru

Awalnya Tansen merasa asing. Bagaimana mungkin seorang peselancar harus mengurus toko roti yang hampir bangkrut? Namun bersama Pak Hadi, karyawan lama Tan de Bakker, ia belajar bahwa Madre bukan sekadar adonan—ia adalah nadi yang menyimpan kenangan, rahasia, dan cinta. Dari dapur penuh tepung itu, Tansen menulis pengalaman-pengalaman barunya di blog, membuka jendela kecil menuju dunia luar.

Baca juga:  Matinya Kepakaran — Ketika Opini Menggeser Otoritas Ilmu

Tulisan Tansen ternyata menarik perhatian seorang pembaca setia bernama Mei Tanuwidjaja, pemilik toko roti modern. Dari percakapan maya, mereka saling tertarik—bukan hanya karena keunikan Madre, tetapi juga karena rasa yang tumbuh di antara mereka. Pertemuan keduanya melahirkan kolaborasi, menyatukan toko lama dan toko modern, hingga lahirlah “Tansen de Bakker”.

Dee meramu bahasa dengan indah, sering menyelipkan kalimat yang menempel di benak. Salah satunya: “Hidup adalah perjalanan pulang.” Kalimat sederhana itu mengikat seluruh kisah, membuat kita ikut merenungi jalan hidup Tansen.

Inspirasi dari Roti dan Perjalanan Hidup

Secara keseluruhan, Madre bukan hanya tentang roti. Ia adalah kisah tentang keberanian meninggalkan zona nyaman, tentang menerima warisan yang datang tiba-tiba, dan tentang menemukan rumah di tempat yang tak pernah dibayangkan. Melalui gaya bahasa puitis yang khas, Dee menyelipkan banyak kutipan reflektif, menjadikan buku ini bukan sekadar bacaan ringan, tetapi juga sumber renungan.

Kisah Tansen mengajarkan bahwa passion memang penting, tetapi terkadang kehidupan membawa kita pada jalur lain yang tak kalah berharga. Seperti roti yang mengembang dalam sabar, begitu pula kita belajar bahwa menerima hal baru bisa membuka pintu menuju kebahagiaan yang berbeda.

Madre adalah buku yang hangat, aromanya seperti roti baru keluar dari oven—menyimpan keakraban, cinta, dan harapan. Membacanya membuat kita seakan pulang, meski jalan pulang itu ditempuh melalui rahasia lama, tepung, dan cinta yang tumbuh perlahan. *)

Penulis: Elany

Editor: Dilina

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

error: Maaf, seluruh konten dilindungi Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta!